Tuesday, May 13, 2014

Subjek Penelitian Sastra Inggris

Adakah yang pernah bertanya-tanya tentang "Apa saja sih yang bisa di jadikan penelitian untuk skripsi jurusan Sastra Inggris?" atau "Kalau novel bahasa Indonesia bisa tidak sih di jadikan subjek penelitian untuk Sastra Inggris?" atau "Apakah subjek penelitian sastra Inggris itu cuma novel, puisi, dan drama doang?" Well, tidak jarang mahasiswa-mahasiswa semester 4 atau 5 bahkan 6 atau 7 biasanya suka bertanya-tanya tenang itu. Malah, mungkin juga yang baru mau masuk kuliah Sastra Inggris sudah bertanya-tanya tentang itu (tapi kayaknya juarang banget deh ha..ha..ha..). Yah, tidak ada salahnya sih bertanya-tanya macam itu, karena saat baru memulai penelitian biasanya akan timbul keragu-raguan tentang "Apakah subjek ini bisa di jadikan penelitian atau tidak?" bahkan yang baru mau mulai kadang juga bingung "Neliti apa ya enaknya?" Sebenarnya kalau sudah belajar teori sastra, linguistik, dan terjemahan sih tidak perlu bingung-bingung lagi ya. Tapi, yah, lets talk about that here.


Well, lets begin with the question "Apa saja sih yang termasuk dalam kajian sastra Inggris?"
Sebenarnya kita harus membedakan dulu antara Sastra Inggris (English Literature) dan jurusan Sastra Inggris (English Department). Kalau Sastra Inggris itu ya sastranya (Literature - bisa dibilang seni dalam menulis kali yak), sedangkan jurusan Sastra Inggris itu adalah Program Studi yang di dalamnya mempelajari antara lain Sastra Inggris (English Literature), Linguistika (Linguistics), dan Terjemahan (Translation). Nah, jadi untuk menyebut subjek penelitian sastra Inggris disini lebih baik kita pakai istilah subjek penelitian dalam English Department aja ya, biar yang Linguistik dan Terjemahan juga ikut terbahas. Mahasiswa English Department biasanya akan belajar tentang tiga hal utama yaitu: Sastra, Linguistika, dan Terjemahan. Semua mahasiswa akan dapat itu, tapi di akhir perkuliahan, sebagai tugas akhir biasanya mereka hanya akan diwajibkan memilih satu fokus studi mereka untuk di jadikan Skripsi. Yang suka berargumen pilihlah Sastra, dan yang suka sesuatu yang berumus dan teroganisir, pilihlah Linguistik atau Terjemahan. Untuk subjeknya kalian bisa pilih apa saja yang penting subjek itu menggunakan bahasa Inggris. Penjelasannya ada dibawah ini:

A: "Bolehkan novel bahasa Indonesia di jadikan subjek penelitian?"
B: "Boleh. Asal novelnya sudah di terjemahkan dalam bahasa Inggris."
A: "Kan sastra Inggris ya... kalau yang nulis karya itu bukan orang Inggris apa bisa di jadikan subjek tuh karyanya?"
B: "Boleh, boleh, boleh. Asal dia nulisnya pakai bahasa Inggris. Mau orang Indonesia, Jepang, Korea, Arab, Malaysia, Singapura, Italia, Prancis, kalau dia nulis karyanya pakai bahasa Inggris, boleh, boleh banget kamu teliti. Sebaliknya, kalau yang nulis orang Inggris, Australia, atau Amerika, tapi bukan pakai bahasa Inggris, tentu tidak bisa dijadikan penelitian. Kecuali kalau sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Nah, silakan saja kalau mau kamu teliti, tapi versi bahasa Inggrisnya ya.
A: "Terus, selain novel, apa saja yang bisa saya teliti?"
B: "Apa pun, asalkan berbahasa Inggris."
A: "Jadi kalau saya mau membahas status Facebook, boleh? ha..ha..ha.."
B: "Boleh. Mau membahas Film, Game, Lagu, Iklan, Slogan, Speech, Essay, Status Facebook, dll. juga boleh kok."
A: "Loh, kok bisa? bukanya itu bukan sastra?"
B: "Loh, tadi kan kesepakatannya English Department, bukan English Literature."
A: "Oh, iya. Tapi kok bisa?"
B: "Iya, bisa. Sepanjang subjek penelitian kamu itu menggunakan fitur linguistik bahasa Inggris, kamu bisa gunakan mereka sebagai subjek penelitianmu. Yang membedakan adalah, teori apa yang kamu gunakan. Kamu harus bisa membedakan mana yang bisa dan seharusnya di bahas dengan teori sastra, Liguistik, atau terjemahan. Dalam kasus ini, teori Linguistik lah yang paling luas pembahasannya, karena selama subjek itu punya fitur linguistik bahasa Inggris, tentu bisa kamu bahas. Kamu bisa pakai Teori Linguistik tradisional yang hanya membahas tentang struktur kalimat beserta turunannya seperti part of speech (verb, modal, article, etc.), dkk, atau pun membahasnya dengan teori yang lebih rumit dengan membahas morfologi, semantik, pragmatik, stylistik, sosioliguistik, psycholinguistics, dll. Jadi, teks sesedikit apa pun bisa jadi kan sebagai subjek penelitian (yang penting datanya mencukupi standar minimum penelitian-biasanya 40 lembar)."
A: "Oke, bagaimana dengan Terjemahan?"
B: "Terjemahan, tidak jauh beda tuh dengan linguistik. Yang pasti, tentunya kamu harus punya dua sumber data yaitu Teks asli dan Teks terjemahan. Karena, biasanya kalau terjemahan, penelitiannya itu membandingkan keselarasan antara teks asli dan terjemahan. Bisa menggunakan teori dinamic translation (terjemahan yang disesuaikan dengan keadaan budaya setempat - jadi lebih fleksibel), atau yang memandang terjemahan dengan kaku, jadi harus sama plek dengan teks aslinya. Disini, kamu bisa membahas tentang pergeseran makna terjemahan, kesesuaian makna terjemahan, dll. mulai dari tingkat yang paling kecil (verb, noun, adjective, etc.) sampai yang besar, yaitu dalam kalimat. selebihnya, pembahasannya akan sama seperti teory linguistik yang lain."
A: "Oh, begitu. Lah kalau sastra? Tadi di diatas bilang katanya kalau suka berargumen, silakan pilih sastra. kok bisa?"
B: "Iya, karena di sastra, kamu nggak punya rumus apa pun. Kalau di linguistik kamu sudah di sediakan rumus S + P + O + C dll., di Sastra kamu nggak di kasih rumus begitu. Kamu harus bisa memahami apa yang ada di balik teks itu. Jadi, bukan lagi surface structure dalam kalimat, tapi juga deep structur-nya yang di bahas."
A: "Terus, apa saja yang bisa di bahas?"
B: "Oke, yang perlu di pahami dulu: karena Sastra bukan lagi membahas tentang struktur kalimat satu persatu, tapi secara keseluruhan, maka kamu harus pastikan kalau datamu itu cukup ya. Dan, tidak seperti linguistik yang bisa membahas apapun yang berbahasa Inggris, kalau mau membahas sastra tentu kamu tidak akan memilih iklan, slogan, speech, atau essay. karena mereka itu bukan karya sastra. Sastra itu kan creative writing yang menceritakan tentang sebuah fenomena sosial, fenomena kemanusiaan. Bisa fiksi, bisa juga non-fiksi. Tentu, yang paling pendek itu biasanya Puisi (Walaupun ada juga sih puisi yang panjangnya seperti prosa e.g: Canterburry Tales, etc.). Kamu juga bisa membahas prosa (Novel, Cerpen, Novellet), Film, Game, dan Drama; selama kamu punya teks tertulisnya maka kamu bisa bahas mereka semua (Literature - karya tertulis). Jadi untuk Film dan Game, carilah transkrip percapannya (playscreen'nya).
A: "Lah, terus bahasnya gimana?"
B: "Ya, amati saja fenomena yang ada di dalamnya. Bisa mengamati plotnya, tokohnya, setting-nya, simbolisasinya. Yah, itu sih, tergantung kamu, mau pakai teori sastra apa dulu. Biasanya, yang suka Linguistik, tapi ingin pakai teori sastra, akan pakai teori Russian Formalism. Bisa juga mengamati fenomena yang ada di dalam karya sastra yang di kaitkan dengan kehidupan nyata. Ah, itu sih tergantung kamu sukanya pake model kritik sastra apa (mimetic, objective, etc.).
A: "Emang apa aja model kritik sastra?"
B: O, Oow... kalau itu saya malas ngasih tahu. Baca buku dulu lah sana. Masakan anak English Departmant nggak mau baca buku. Baca saja bukunya Abrams judulnya Glosarry Literary Terms. Oh, iya, saya juga nggak mau ngasih tahu tentang apa aja sih teori sastra. Karena banyak banget dan kalau saya kasih tahu nanti kamu nggak mau baca buku juga. Baca saja bukunya David Carter judulnya The Pocket Essential Literary Theory. Belum terlalu lengkap sih, tapi simpel buat di baca-baca. Kalau mau yang lebih tebal bisa baca bukunya Terry Eagleton. ha..ha..ha.. (Evil laugh)."
A: "Yah... ya deh."

Lumayan ya, sudah bisa menjawab keraguan dan kebingungan mahasiswa-mahasiswa calon pembuat skripsi. Kalau saya sih, karena suka debat (biasanya nggak mau ngalah haha) dan suka mengarang bebas, jadi lebih memilih sastra. Ditambah lagi, sastra juga mempersembahkan contoh fenomena sosial yang bermacam-macam dan yang lebih real dari pada penjelasan filosofis, so, I think it's very interesting.

10 comments:

  1. kak jenni... aku mau skripsi ini , rencananya mau ngambil judul skripsi ttg linguistic pake appraisal,, object yg aku ambil short story,,, apa harus pke teory sociological aproach??

    ReplyDelete
  2. Maaf Yosita, saya baru buka blog dan baru baca komentar kamu. Telat ya... skripsinya sudah selesai? Semoga ,jadi saya tak perlu komentar lagi. hehehe... #padahal-karena-saya-pusing-dengan-Linguistika. Anyway, makasih sudah berkunjung.

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  4. halo kak..
    kak ,aku ni mau meneliti tentang kebudayaan lokasl kira'' apa aja kajian yg perlu dibahas ya kak? bingung banget ni kak..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Cari sezuatu yang bikin kebudayaan itu beda dari kebudayaan lainnya. Lalu pertanyakan kenapa bisa beda? Bagaimana bisa beda?

      Delete
  5. Hy kak salam kenal.. apa masih aktif dipenghujung 2019 ini. Saya bingung banget kak, mentok di teori. Saya sudah konsul mengenai judul dengan dosen saya dan saya tertarik dibidang pop culture. Yg mau saya teliti itu kenapa music sekarang mengubah preferensinya lebih kepada mental illness dibanding musik dulu. Nah, kata dosen saya teori yg tepat itu ideologi. Tapi saya sudah baca referensi teorinya namun sangat sulit bagi saya mengaplikasikannya dalam penelitian yg akan saya buat karena teori ini lebih kepada dominasi dalam tingkat sosial macam lebih mengarah ke politik dan ekonomi bahwa ada bagian dominan dan ada bagian yang hanya diperbudak. Saya bingung kak, bisa kasih teori lain seputar masalah saya?

    Terimakasih sebelumnya
    Semoga kakak masih aktif 🥺

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maksud kamu, kamu mau meneliti pada tingkat personal saja e.g pengaruhnya pada psikologi seseorang? Tapi dosen kamu menyarankan untuk ke level yang lebih besar e.g sospol? Aku rasa dosen kamu menyarankan teori yg akan lebih memudahkan kamu meneliti, karena kalau kamu meneliti tingkat personal kayak gitu, kamu akan membutuhkan waktu yang lama untuk membuktikannya..

      Delete
  6. Hy kk salam kenal
    Gini kk saya masih bingung menentukan sebuah judul skripsi kk, jangan kan untuk judul masalah nya saja saya belum tahu kk tentang apa.
    Saya bingung kk, sekiranya kk ada saran apa yang harus di bahas kk. Mohon bantuannya kk.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ku sarankan yang kamu sukai aja.. biar enak ngebhasnya. Kalo kamu bingung... gimana eyke bisa bantu? Intinya kan di kamu juga akhirnya... 🤣

      Delete
  7. Halo kaka, beruntung sekali aku sempat baca blog kaka ini. Bermanfaat sekali. Skrg ini sy sudah smt 6 FKIP Inggris. Sy sdg ambil makul research method Literature. Untuk skripsi, lebih mudah mana yaa genre penelitiannya? Novel atau Film? Sy tertarik 2 itu. Tolong dibls ya ka. Bakal membantu bgt. Makasih

    ReplyDelete