Monday, May 12, 2014

Sanggar Sarasilah I

It've been so long time I never touch this blog. I suppose to write everyday, or at least twice a week. Yet, the fact, I never do it. Shame on me. Well, it's okay since I'm busy (say: who? me? seriously?). Lately, me and Sanggar Sarasilah and mainly English Department of UIN Sunan Kalijaga held an event. It's "Festival Drama Sastra Inggris". Hopefully that will be the anual event for English Department since now on. Well, of course, Sanggar Sarasilah will help them to organize everything well (surely, it will be our project again next year). It feels very great. Oh... should I write it in English? I think there will be oneone will read if it so. Then lets just speak Bahasa Indonesia.


Sanggar Sarasilah adalah sebuah kelompok belajar (woh, mengerikan), no, benar, Sanggar Sarasilah itu memang kelompok belajar. Khususnya belajar seni pementasan. Sanggar Sarasilah lahir di Yogyakarta, 3 November 2012. Sebenarnya tepatnya bukan tanggal itu, tapi itulah tanggal pertama kami memantaskan sebuah drama komedi yang di adaptasi dari drama karya Oscar Wilde dengan judul The Importance of Being Earnest. Drama ini kami adaptasi dengan setting kebudayaan Jawa, Khusunya Jogja dan Solo dengan judul Permananing Wigati di Teatrikal Pusat Bahasa UIN Sunan Kalijaga. Hasil dari perjuangan selama delapan minggu terbayar sudah dengan sangat manis ketika kami di umumkan menjadi kelompok terbaik dan langsung mendapatkan 9 penghargaan dari total 15 kategori. Sebenarnya, Sanggar Sarasilah awalnya bukan ditujukan untuk menjadi sebuah sanggar yang benar-benar akan memproduksi pementasan lain, karena ini hanyalah sekumpulan mahasiswa yang tergabung dalam satu kelas di Mata Kuliah Drama 2 yang memang saat itu mendapat tugas untuk mementaskan sebuah drama. Tapi, entah kenapa setelah itu perasaan ingin 'ditonton', 'berekspresi', dan 'menggila di atas panggung' menjadi sesuatu yang 'nagih-banget-rasanya'. Jadilah, yang seharusnya kami melanjutkan kuliah untuk mempelajari genre drama Absurd, kami tidak ingin jika harus hanya-diam-saja-membaca. Kami ingin sesuatu yang lebih nyata. Wah, rasanya baru kali itu ada mahasiswa menantang dosen. Yap, kami menantang dosen pengampu makul Drama 2 untuk mementaskan drama absurd karya Samuel Beckett dengan judul Waiting for Godot. Jadilah, kami mementaskan drama absurd ini. 


Naskah drama ini kami adaptasi ke dalam Bahasa Indonesia dengan judul Menunggu Dodot. Pementasan drama kedua yang berjumlah total 1732 lines dalam dua babak ini kami adakan pada tanggal 2 Juni 2013 di Convention Hall UIN Sunan Kalijaga. Kami mempersiapkan pementasan ini dalam waktu enam bulan. Dan, ya... untuk ukuran drama absurd, penonton kami bisa di bilang ramai, tapi, bisa di hitung dengan jari yang bisa duduk manis menonton sampai akhir. Oh, nggak seperti itu juga sih, sebenarnya masih banyak yang tahan duduk, tapi kebanyakan hanya mahasiswa Sastra Inggris. Sementara mahasiswa lain atau orang luar yang tidak terlalu 'ngeh' sastra, kebanyakan keluar di 3/4 pementasan. Yah, siapa sih memang yang mau tinggal lama menonton drama absurd yang nggak ada klimaksnya, nggak ada pula revelation-nya. Kalau yang nggak benar-benar 'ngeh' sastra ya bosen, pakai banget lagi. Iya lah, yang paling di tunggu penonton kan biasanya klimaks. Lah, kalau klimaksnya nggak ada, terus apa yang di tunggu? Well, yet over all, pementasan drama ke dua, sukses! Bangga lah ya, bangga banget. Selain sukses mementaskan drama absurd ini, yang bikin lebih spesialnya lagi adalah kami merupakan pementas Waiting for Godot ke-3 se-Indosesia dan yang pertama di abad 21 he...he...he... karena pementasan pertama di adakan pada tahun 1969 oleh Bengkel Teater Rendra dan yang kedua dipentaskan pada tahun 1999 oleh Teater Garasi.

Lalu, entah ada angin apa, saat kami sedang liburan kuliah tiba-tiba dosen kami, Advisor kami di Sanggar Sarasilah 'ngontak' ketua kami yang sudah di tetapkan secara de facto dan de jure he...he...he... menjadi Pimpinan Produksi (Pimpro) abadi untuk mementaskan satu buah drama dalam acara Stadium General jurusan kami. Welah, ya sudah, masakan sudah dua kali tampil sukses kami menghindari panggung. No way! Sensasi panggung itu nagih bro, jadi, kami pentaskan lagi sebuah drama pendek (karena cuma dikasih waktu persiapan dua minggu plus belum punya naskah). Akhirnya, jadilah kami pentaskan sebuah drama karangan kami sendiri dengan judul Angkatan Cinta Generasi Sastra. Hanya berdurasi sekitar 15 menit saja. Tapi, oke ya, mak nyuss, mak sengkring. Pementasan ketiga ini di adakan di Convention Hall UIN Sunan Kalijaga. Sebenarnya di pementasan ini, kami tidak hanya mementaskan drama pendek saja. Saat itu, kami juga mementaskan sebuah musikalisasi puisi karya kak Cep Subhan yang secara de facto dan de jure menjadi Sutradara abadi dan editor naskah-naskah kami. Wow!

Untuk pementasan yang ke-4, wah, belum ada nih. Tapi kami sedang merencanakan produksi ke-4. Semoga lancar. Rencananya, kami mau mementaskan adaptasi drama End Game karya Samuel Beckett. Entah kenapa, sepertinya kami benar-benar mencintai karya-karya absurd Beckett. Mungkin karena kami ingin yang anti-mainstream aja ha...ha...ha... habisnya karya-karya Shakespeare atau Shopocles sudah terlalu sering di mainkan sebagai komedi dan tragedi sih. Jadi, kami yang absurd-absurd aja, di tambah lagi, sanggar kami isinya juga manusia-manusia absurd. So, lengkapkan sudah. Well, tapi untuk lebih menghibur penggemar teater, kami juga akan mementaskan sebuah drama komedi yang belum kami tentukan. ha...ha...ha...

Oh, iya, hampir lupa, Sanggar Sarasilah ini adalah sanggar yang bisa dibilang mengkhususkan diri untuk mementaskan drama-drama adaptasi dari sastra Inggris. Kami tidak mementaskan karya-karya penulis Indonesia (untuk saat ini, tapi entah untuk generasi-generasi selanjutnya, semoga tetap tidak). Yah, bukannya kami tidak cinta sastra Indonesia, bukan, tapi ini lebih ke 'menjadi ciri khas Sanggar Sarasilah'. Selain itu, karena Sanggar Sarasilah adalah Sanggar yang ada di Jurusan Sastra Inggris, jadi kami ingin lebih mengapresiasi sastra yang sedang kami pelajari.

Well, that's all about Sanggar Sarasilah. If I have a new information, I'll write it again. Then for me, buat saya sendiri, posisi saya di sanggar sepertinya selalu berubah-ubah. Kadang jadi ini, itu, itu, ini. Oh no! Tapi, yang pasti, selama tiga kali pementasan, saya selalu ada di posisi penulis naskah. Di pementasan pertama saya berkolaborasi bersama Kiki dan kak Cep, di pementasan kedua saya sendiri yang ngadaptasi (atau lebih tepatnya menerjemahkan karena tidak kami kemas dalam bentuk yang berbeda dari aslinya), sedangkan di pementasan ketiga saya sendiri juga yang nulis (yang ini naskahnya saya tulis sendiri, bukan adaptasi maupun terjemahan, pendek, hanya 10 lembar). Selain jadi penulis naskah, di pementasan kedua, saya menjadi asisten sutradara dan di pementasan yang ketiga, saya menjadi aktrisnya ha...ha... Bagaimana di yang ke-4? Tunggu saja tanggal mainnya. 
Sekian dulu ya, saya mau tidur, sudah pagi nih. Wish us luck!

No comments:

Post a Comment