Semua orang punya hak asasi masing-masing dalam hidupnya, dan saya sepenuhnya percaya itu. Tuhan telah berbaik hati memberikan hak itu pada semua makhluk hidup: manusia, tumbuhan, binatang, semua punya hak dengan porsi yang berbeda-beda. Mengapa dengan porsi yang berbeda? tentu saja berbeda karena tiap makhluk mempunyai kebutuhan yang berbeda pula. Saya, sastrawan, punya hak untuk menulis, menulis apa saja sejauh imajinasi saya membawanya, tapi saya tidak punya hak untuk menerbangkan pesawat terbang karena saya tidak membutuhkan itu dan terlebih lagi saya tidak mampu untuk itu. Tumbuhan berhak menghirup karbondioksida karena mereka membutuhkan itu, tapi tidak berhak menghirup oksigen karena mereka nggak butuh itu, singa berhak makan kijang mentah-mentah karena mereka butuh itu tapi tidak berhak makan rumput karena mereka tak butuh itu. Well, mungkin itu bukan sebuah analisis yang tepat, tapi kira-kira seperti itu lah. selain karena kebutuhan yang berbeda-beda, perbedaan porsi hak asasi juga berada pada tingkat kemampuanan kita dalam hal yang membatasi hak kita tersebut.
selain itu, bagi manusia sendiri, saya percaya kalau hak asasi manusia itu sebenarnya bukan hak yang membebaskan manusia untuk berbuata apa saja menurut keinginan mereka, tapi hak yang masih ada batasnya. hak ini berlaku sejauh hak ini tidak mengganggu hak orang lain. contohnya, saat seseorang tinggal bersama dalam sebuah kos atau rumah kontrak, ia berhak untuk menonton acara lucu dan tertawa terbahak-bahak sampai tersedak selama kawan lain di kosnya tidak terganggu, karena temannya itu juga punya hak untuk mendapatkan ketenangan. hak asasi si penonton itu terbatasi oleh hal kawannya yang ingin ketenangan.
tapi, mengapa ya, banyak orang masih berpikir kalau hak asasi manusia itu adalah hak "suka-suka gue!, mau-mau gue!, masalah buat loh?", noway! bukan seperti itu man! kau ingin berteriak, terbahak, boleh saja. asal tak mengganggu orang lain. hak asasi kamu, juga hak asasi saya.
No comments:
Post a Comment